Sejatinya kita ini hina, dan kita seringkali berusaha untuk menutupi kehinaan-kehinaan itu dengan sempurna. Dan tatkala tiba saatnya nanti, kita tak akan pernah bisa menutupi kehinaan itu karena mulut kita sudah terkunci, tangan dan kaki kita pun hanya menjadi saksi atas beragam dosa yang pernah kita lakukan. Maka sebelum semua itu terlambat, masih ada waktu untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Mari kita renungi, untuk apa kita hidup di dunia ini.
Seringkali kita berjuang mati-matian untuk mengumpulkan dan menumpuk-numpuk harta, kita tak pernah tersadar bahwasannya harta itu tidak dibawa mati. Ironi, sesuatu yang benar-benar kita persiapkan untuk hari tua, namun siapakah yang menjamin apakah umur kita bisa sampai di hari tua, ataukan sebelum hari tua, kita sudah di alam barzah. Mari kita renungi. Seringkali kita mengkhawatirkan masa depan, namun sejatinya masa depan kita itu adalah kematian.
Mari kita ber-istigfar yang banyak, Kita seolah makhluk yang begitu sibuk, bahkan untuk menjalankan ibadah dan berkomunikasi dengan Allah, kita harus menyempatkannya. Siapa kita ini?
Mari kita ber-istigfar yang banyak, untuk menyedekahkan harta yang Allah karuniakan kepada kita, harus diambil dari harta yang tersisih atau harta sisa. Kita ini seolah manusia yang pelit sekali. Padahal berbisnis dengan Allah, maka kita akan diberikan keuntungan yang berkali-kali lipat jumlahnya. Untuk dunia, kita simpan harta yang kita cintai, sedangkan untuk akhirat, kita berikan harta yang tersisa.
Ini adalah buku versi singkat dari buku : Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk.
---------------------------------
Untuk order / pemesanan, bisa dengan menghubungi salah satu berikut ini :
LINE : @bukuhanan (diawali tanda '@' )
WA (only) : 0823-3827-8720 atau 081-556-467-598
Seringkali kita berjuang mati-matian untuk mengumpulkan dan menumpuk-numpuk harta, kita tak pernah tersadar bahwasannya harta itu tidak dibawa mati. Ironi, sesuatu yang benar-benar kita persiapkan untuk hari tua, namun siapakah yang menjamin apakah umur kita bisa sampai di hari tua, ataukan sebelum hari tua, kita sudah di alam barzah. Mari kita renungi. Seringkali kita mengkhawatirkan masa depan, namun sejatinya masa depan kita itu adalah kematian.
Mari kita ber-istigfar yang banyak, Kita seolah makhluk yang begitu sibuk, bahkan untuk menjalankan ibadah dan berkomunikasi dengan Allah, kita harus menyempatkannya. Siapa kita ini?
Mari kita ber-istigfar yang banyak, untuk menyedekahkan harta yang Allah karuniakan kepada kita, harus diambil dari harta yang tersisih atau harta sisa. Kita ini seolah manusia yang pelit sekali. Padahal berbisnis dengan Allah, maka kita akan diberikan keuntungan yang berkali-kali lipat jumlahnya. Untuk dunia, kita simpan harta yang kita cintai, sedangkan untuk akhirat, kita berikan harta yang tersisa.
Ini adalah buku versi singkat dari buku : Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk.
Penulis : Ahmad Rifai Rifan
Penerbit : Quanta
Jumlah Halaman : 184
Berat : 160 gram
Harga buku : Rp. 54.800,-
---------------------------------
Untuk order / pemesanan, bisa dengan menghubungi salah satu berikut ini :
LINE : @bukuhanan (diawali tanda '@' )
WA (only) : 0823-3827-8720 atau 081-556-467-598
0 comments:
Post a Comment